Jangan Tindas Bawahanmu
Yeremia mencela berbagai kejahatan sosial yang dipraktikkan di zamannya. Salah satu praktik semacam ini adalah perbudakan Israel yang mereka lakukan sendiri. Mendengar hal ini, Raja Zedekia memerintahkan supaya setiap orang melepaskan budaknya bangsa Ibrani seperti yang ditetapkan Tuhan (34:8-10). Akan tetapi, akhirnya mereka berubah pikiran. Kemungkinan mereka tidak jadi melepaskan budak-budak mereka mengingat bahwa tidak lama kemudian, pasukan Babel menarik diri dari Yerusalem untuk menghadapi serangan Mesir (37:4-5), sehingga Yehuda berharap bahwa Mesir akan bisa mengalahkan Babel dan mereka dapat menata hidup mereka kembali. Oleh sebab itu, diperlukan budak untuk menata hidup mereka kembali. Dari sini, nampak sekali bahwa kepentingan mereka lebih diutamakan daripada menaati perintah Tuhan.Sejak zaman Musa, Allah telah mengatur tentang hak-hak budak (Keluaran 21:2-11). Tuhan menetapkan bahwa setiap budak Ibrani harus dibebaskan pada setiap tahun yang ketujuh. Setiap orang Ibrani yang menyerahkan diri untuk menjadi budak tidak boleh diperjualbelikan seperti budak dari bangsa lain (Imamat 25:39:55). Setiap tuan harus memperlakukan budaknya dengan takut akan Tuhan.
Tuhan sangat memperhatikan orang miskin dan tertindas, maka sudah seharusnya orang percaya memperhatikan kehidupan orang miskin dan tertindas. Ayub dalam Ayub 31:13-15 mengatakan bahwa dirinya tidak pernah mengabaikan hak budaknya laki-laki dan perempuan karena dia menyadari bahwa Tuhanlah yang menciptakan mereka, sama seperti dirinya. Saat ini, orang percaya tidak boleh menindas pembantu atau karyawan sebab Tuhan memandang bersalah orang yang menindas orang lain.
Janganlah engkau memerintah dia dengan kejam, melainkan engkau harus takut akan Allahmu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar