Nabi Hananya adalah seorang nabi palsu. Berita yang disampaikan bukanlah berasal dari Allah, tetapi hasil rekaannya sendiri. Hananya menyampaikan berita palsu tentang kedamaian yang akan dialami oleh Yehuda karena Tuhan mematahkan kuk raja Babel dan raja Yehuda serta semua orang buangan akan dikembalikan dengan segera oleh Tuhan ke negerinya. Jelas bahwa hal ini bertentangan dengan apa yang disampaikan oleh Nabi Yeremia.
Allah tidak suka dengan Nabi Hananya yang mulutnya menyampaikan kebohongan. Kebohongan yang dilakukan oleh Hananya menyesatkan orang banyak, sehingga banyak orang yang murtad dari Tuhan dan hidup dalam pengharapan palsu. Entah berapa lama Hananya melakukan kebohongan, tetapi akhirnya Tuhan bertindak. Tuhan membuat Hananya mati pada tahun itu juga.
Firman Allah dalam Amsal 19:9 dengan jelas mengatakan, “Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan akan binasa.“ Hidup dalam kebohongan akan membawa ke dalam masalah. Bila Anda berbohong satu kali, Anda membutuhkan kebohongan berikutnya untuk membenarkan perkataan Anda yang pertama.
Tuhan Yesus dengan jelas menyatakan bahwa iblislah yang menjadi bapa bagi para pendusta. Sebagai orang percaya, marilah kita membuang segala kebohongan. Biarlah perkataan Kristus diam di dalam diri kita sehingga kita berkata sesuai dengan kebenaran firman Allah (Bandingkan dengan Kolose 3:16).
Dengarkanlah, hai Hananya! TUHAN tidak mengutus engkau, tetapi engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta. Sebab itu beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku menyuruh engkau pergi dari muka bumi. Tahun ini juga engkau akan mati, sebab engkau telah mengajak murtad terhadap TUHAN."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
--------------------------------------------------------------------------------------------
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Menjadi Berkat Bagi Kota
Di pasal 25 sudah diberitahukan bahwa masa pembuangan hanya 70 tahun. Hal ini memberikan harapan dalam kehidupan mereka. Yeremia menuliskan surat kepada orang yang di pembuangan supaya mereka hidup di pembuangan dengan pengharapan akan masa depan yang telah menanti. Dengan harapan akan pemulihan yang dijanjikan Allah, mereka tidak boleh menyia-nyiakan hidup mereka. Allah ingin supaya mereka menggunakan waktu yang ada dengan baik. Mereka harus membangun rumah, bercocok tanam, dan menikah supaya keturunan mereka tetap terpelihara. Bukan hanya itu saja. Mereka harus mengusahakan kesejahteraan kota tempat mereka berada dan berdoa bagi kota tersebut karena kesejahteraan mereka sangat tergantung pada kesejahteraan kota tersebut. Hal ini tentunya tidak pernah mereka pikirkan karena berdoa untuk kesejahteraan kota berarti berdoa untuk musuh mereka.Hal ini juga berlaku bagi kita saat ini. Allah telah menempatkan kita di kota kita. Seperti bangsa Yehuda, kita berada di kota yang tidak mengikuti nilai-nilai rohani yang kita percayai. Kita tetap memiliki tanggung jawab untuk kedamaian kota. Tuhan ingin supaya shalom di usahakan di kota kita, tetapi bukan dengan menegakkan kedamaian tanpa kebenaran, melainkan kebenaran dan kedamaian harus berjalan bersama.
Kita bertanggung jawab untuk mendoakan kota ini. Tuhan menggerakkan Yehuda untuk memiliki belas kasihan kepada Babel, demikian juga kita saat ini diharapkan memiliki belas kasihan kepada orang-orang di sekitar kita. Dengan demikian, mereka tahu bahwa Kristus ada dalam hidup kita.
Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai. "
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
<><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><><>
-----------------------------------------------------------------------------------------
Pemulihan dari Allah dan Masa Depanmu
Yeremia 30-33 adalah kumpulan nubuat yang menawarkan harapan di masa putus asa. Nubuat-nubuat ini tampak luar biasa dan menunjuk ke sebuah era baru ketika Israel dan Yehuda sudah kembali dari pembuangan ke tanah mereka sendiri, bersatu kembali sebagai sebuah bangsa, dan dikembalikan kepada Tuhan mereka. Melalui nubuatan ini, bangsa Yehuda dapat melihat masa depan.Tuhan memakai hukuman untuk menunjukan kepada Yehuda bahwa berhala yang pernah mereka sembah tidak dapat menyelamatkan mereka dan tidak dapat membatalkan hukuman Allah (30:12-14). Tuhanlah yang berkuasa atas hidup mereka.
Allah memberikan pengertian tentang hukuman yang diberikanNya. Kata “tetapi” (30:7) menjadi sangat berarti bagi Yehuda untuk mengerti arti dibalik hukuman yang mereka jalani. Tuhan ingin memurnikan mereka, itulah yang ingin disampaikan Allah. Hukuman Tuhan kepada umat-Nya tidak sama seperti hukuman Tuhan kepada bangsa lain (30:11). Kepada umat-Nya, Allah tidak bertujuan untuk menghabiskan, tetapi untuk memulihkan.
Masa depan itu ada ketika Tuhan memulihkan Anda. Tanpa pemulihan yang dari Allah, sesungguhnya hidup kita hanya akan berada dalam jalan yang tanpa tujuan. Cara Allah memulihkan mungkin akan sangat menyakitkan, tetapi Allah perlu melakukan itu semua untuk mengoreksi dan memperbaiki kita. Pada saat itu, sebenarnya kita sedang berada di dalam genggaman tangan Tuhan yang sedang mencurahkan kasih-Nya kepada kita.
Sebab Aku menyertai engkau, demikianlah firman TUHAN, untuk menyelamatkan engkau: segala bangsa yang ke antaranya engkau Kuserahkan akan Kuhabiskan, tetapi engkau ini tidak akan Kuhabiskan. Aku akan menghajar engkau menurut hukum, tetapi Aku sama sekali tidak memandang engkau tak bersalah. "
~ Renungan Cinta dan Kasih ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar